Rabu, 01 Maret 2017

Sejarah Sablon




Apa yang anda pikirkan ketika mendengar kata sablon ?
pasti jawabannya ga jauh jauh dari sablon kaos, tinta sablon, dan lainnya. Tapi siapakah yang memperkenalkan dan mengembangkan teknik sablon itu sendiri ?

Teknik cetak sablon dikembangkan oleh orang jepang, yaitu Yuzenzai Miyasaki pada tahun 1654-1736 dan Zikukeo Hirose pada tahun 1822-1890. Apakah temen-temen tau pakaian khas jepang?

Ya, Kimono. Pakaian khas jepang yang memiliki banyak motif ini dibuat dengan menggunakan teknik cetak sablon. Sablon kimono itu dilatarbelakangi oleh kaisar jepang yang melarang penggunaan kimono yang dibuat dengan tulisan tangan. Alasan Kaisar tersebut karena tingginya harga kimono motif tulisan tangan yang beredar di pasar. Dengan keluarnya kebijakan tersebut harga kimono dapat ditekan, dan kimono motif sablon mulai banyak di di gunakan oleh masysrakat jepang.

Selanjutnya cetak sablon berkembang hingga ke daratan Eropa. Pada tahun 1851-1862 dan kemudian pada tahun 1868 Joseph Swan mendirikan atau menemukan produk autotype.

Pada tanggal 11 Juli 1907 Samuel Simmon yang berkebangsaan Inggris mendapatkan hak patennya untuk teknik cetak sablon. Teknik sablon yang dibuat menggunakan Chiffon sebagai pola (form) untuk mencetak. Chiffon merupakan bahan rajut yang terbuat dari gasa atau kain saring. Gambar yang tercetak akan mengikuti pola gambar yang ada pada kain gasa. Itu sebabnya teknik ini dikenal dengan sebutan silk screen printing yang berarti mencetak dengan menggunakan kain saring sutra.

Setelah itu cetak sablon berkembang ke Amerika Serikat sehingga pada tahun 1924 pertama kalinya proses cetak sablon dilakukan di atas bahan tekstil dan kemudian pada tahun 1946 MC Kornick dan Penney menemukan mesin cetak sablon.

Setelah perang dunia kedua berakhir, teknik cetak semakin berkembang cukup cepat. Berbagai inovasi terus dilakukan hingga memimculkan teknik baru yaitu teknik saring modern. Teknik dasar yang digunakan ini tetaplah sederhana, murah dan mudah untuk dipraktekkan sehingga orang-orang tetap beranggapan sama pada teknik saring ini yaitu usaha sambilan tetapi tetap menghasilkan. Istilah teknik cetak saring di Indonesia kurang di kenal. Istilah yang lebih popular digunakan adalah cetak sablon. Konon, kata sablon berasal dari bahasa belanda, yakni Schablon. Kata tersebut berkulturasi dan menjadi bahasa sarapan hingga bermetamorposis menjadi kata sablon.


setelah mengetahui tentang sejarah sablon, mungkin Anda tertarik memiliki kaos sablon desain sendiri. Anda bisa memesannya di jasa sablon kaos murah. Terimakasih. ^.^

1 komentar:

  1. http://www.kaosyes.com menjual grosir kaos polos yang berkualitas dan banyak pilihan warnannya juga loh..

    BalasHapus